Untuk yang kesekian kali kami boyongan pindah rumah lagi, kali ini in syaa Allah utk yang terakhir kali. Meski belum siap semua setidaknya sudah lumayan untuk bisa ditinggali.
Boyongan pertama dari rumah jambi ke tembilahan, hanya beberapa barang yg kami bawa. Sebagian di tinggal di rumah lama untuk dipinjamkan buat yang ngontrak rumah, sisanya ditinggal dirumah adek mimi yg masih ada dijambi.
Di tembilahan mimi beli lagi barang yg lebih kecil dan sesuai dg kebutuhan.
Setelah 1 tahun kerja dan mimi memutuskan berhenti kerja, anak-anak mimi kumpulkan jadi satu aja di kampung ayahnya. Akhirnya kami boyongan lagi ke Rokan hulu Riau dengan hanya membawa pakaian saja.
Betul-betul dari nol mimi memulai hidup disini... walau ada bantuan barang dari beberapa keluarga suami, mimi dan anak-anak yg biasanya menikmati fasilitas harus beradaptasi dengan keadaan serba tidak ada . Pokoknya betul-betul dari Nol..untungnya anak-anak no problem dengan ini. Tetap enjoy dan bahagia.
Sekarang kami tinggal dirumah ini sudah hampir 4 bulan dan meski tidak ada apa-apa , aktifitas berjalan seperti biasa. Cuma Mimi yang kerja keras jadi ibu yang baik utk RaDiAL, belajar masak, cuci manual, angkut air dari sumur sebelah. Tapi mimi anggap olahraga , dibarengi dengan diet sehat Food Combining ( FC )
Doa sekarang ga muluk-muluk deh..asal anak-anak bisa sekolah, masih bisa makan, masih bisa bahagia dan tertawa dan juga diberi jodoh yang mengerti nantinya mimi ga bisa meninggalkan mereka lagi , harus mau tinggal dengan mimi atawa mimi ga mau boyongan lagi. Capeeeek! He he he
Belajar masaknya udah pada tahap layak jual..mudah-mudahan bisa membantu mimi dan anak-anak untuk bisa bertahan hidup.
Di otak mulai seliweran mau buka bisnis kecil-kecilan disini..in syaa Allah terkabul secepatnya. Doakan ya temans 😊😊😊
Boyongan
Parno
Sejak sakit kemarin mungkin keberanian melakukan sesuatu itu harus dimulai dengan rasa parno dulu meski akhirnya dilakukan, hanya saja kadang sesuai keinginan atau gagal sama sekali hasilnya.
Pernah suatu ketika mimi nyebrang jalan besar yang tak begitu ramai, mimi terbayang jika mimi tertabrak motor trus patah kaki atau tangan, pasti mimi ga bisa cari uang lagi untuk anak-anak. Jika mimi tertabrak mobil pasti sakit yang mimi derita jadi beban anak-anak saja, mending mati sekalian. Cukup ???? Mimi mulai menyebrang dengan rasa dag dig dug, maju mundur lagi, akhirnya karena tak berhasil juga menghalau rasa takut dibantu seorang anak remaja (sebenarnya bukan bantu sih, dia mau menyebrang juga mimi ngintil deh ) mimi berhasil walau dengan wajah pucat.
Kejadian lain, ketika naik motor ketemu jalan becek dan licin. Udah ga yakin ni dan mau balik arah, tapi mimi berusaha menghalau lagi rasa takut walau tak yakin. Mimi jalankan motor pelan. Aman setengah meter selanjutnya kok tiba-tiba stang motor belok (mungkin karena gemetar) dan jatuhlah mimi di kubangan lumpur dan air. Dan ini sudah sering terjadi....
Mau tanya dong .. penyakit atau fobia apa yang mimi derita ya . Padahal sebelum sakit..hal-hal itu biasa mimi lakukan.
Apa akibat STROKE aja atau ada penyakit baru lagi. Hedeeeuuh
Cerita ku
Mungkin sudah suratan ( ceileh kyk lagu ) Mimi sekarang hanya fokus di rumah dan sama RaDiAL full time.
Setelah resign dr kerjaan yang lama dan kembali resign lagi setelah sempat mengajar TK selama setahun, rasanya sudah waktunya Mimi duduk manis di rumah memulai belajar masak dan bisnis kecil-kecilan.
Sempat ditawarkan sahabat Abang kandungku di banten, tapi setelah lama berpikir dan perasaan ga enak terlalu lama menunggu keputusan, mimi cancel tawaran di banten itu dan berusaha enjoy dengan keadaan sekarang.
Loh..kok malah nolak sementara anak-anak butuh biaya banyak ???
"Kasih orang tua sepanjang masa dan doa orangtua adalah sebaik-baiknya doa untuk anak-anaknya.
Sebaliknya, kasih anak sepanjang galah tapi doa anak yang soleh diperlukan orangtua jika dia sudah meninggalkan dunia "
Bener ga sih ????
Kalau menurut Mimi..betul adanya. Rejeki bisa dicari . Tapi rejeki anak soleh susah sekali dicari. Mimi mencari uang tapi harus meninggalkan anak-anak, apa kebahagiaan untuk mimi dan anak-anak ? Tak ada...
Hari gini.. belajar ngaji dan sholat saja kadang anak-anak susah meski kita suruh berulang-ulang bahkan ada yang pakai kekerasan. Apalagi tanpa bimbingan orangtua yang secara langsung Mimi yang punya wewenang itu. Tanggung jawab Mimi kepada Allah untuk 3 titipan ini.
Jadi dengan ikhlas dan tenang walau sambil berderai airmata..Mimi membatalkan kepergian Mimi. Ini yang terbaik menurut Mimi. In syaa Allah .. Tuhan akan membantu meringankan beban Mimi seterusnya.
Amiin
Segini dulu ceritanya.. tes nulis di blogger.com app pake HP kaka Rani. Mudah-mudahan sukses publish.
Ciaayoo..