Copyright © GoDeKs faMiLy
Design by Dzignine
Re-design by ESSIP
January 4, 2012

DELAPAN KEBOHONGAN IBU

SEBAGAI RENUNGAN BAGI DIRI PRIBADI DAN SYUKUR@ BISA JD MOTIVATOR TEMAN2 SEMUA YG MASIH PUNYA ORANGTUA :)




KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA :
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk
dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan
adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat
membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang
mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak
laki-laki di sebuah keluarga yang miskin.
Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu
sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke
mangkukku, ibu berkata :
'Makanlah nak, aku tidak lapar'

KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA :
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi
untuk petumbuhan anaknya.
Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera.
Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa
daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang
ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku.
Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
'Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan'

KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA :
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu
pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan
hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan
hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat
ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya
melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.
Aku berkata :'Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.
' Ibu tersenyum dan berkata :'Cepatlah tidur nak, aku tidak capek'

KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT :
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi
ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu
yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa
jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu
dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam
botol yang dingin untukku.Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan
dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu
sambil menyuruhnya minum.
Ibu berkata :'Minumlah nak, aku tidak haus!'

KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA :
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai
ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia
harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.
Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari
tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang
paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik
masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah
melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku
untuk menikah lagi. Tetapi ibu tidak mengindahkan
nasehat mereka,
ibu berkata: 'Saya tidak butuh cinta'

KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM :
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah
dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau,
ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan
ibu,tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan
mengirim balik uang tersebut.
Ibu berkata : 'Saya punya duit'

KEBOHONAGN IBU YANG KETUJUH :
Setelah lulus dari D3 dan bekerja, aku pun melanjutkan studi ke S1 dan
kemudian memperoleh gelar sarjana ekonomi di sebuah universitas ternama.
berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.
Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu dan ditempatkan di Amerika.
Dengan gaji yang lumayan tinggi,
aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika.

Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya,
ia berkata kepadaku 'Aku tidak terbiasa'

KEBOHONGAN IBU YANG TERAKHIR :
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus
dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik
langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang
terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang
keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang
tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.

Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga
ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku
sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam
kondisi seperti ini.
Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
'jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan'
KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup
matanya untuk yang terakhir kalinya.


---ooOOOoo---


Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh
dan ingin sekali mengucapkan : ' Terima kasih ibu, dan terimakasih ayah ! '
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu
kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang
padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah
ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di
rumah.
Jika dibandingkan dengan pasangan atau pekerjaaan kita, (TENTUNYA BAGI YG UDAH PUNYA PASANGAN).
kita pasti lebih peduli dengan pacar dan pekerjaan kita. Buktinya, kita selalu cemas akan
kabar pasangan kita, cemas akan performance appraisal bulan depan, cemas apakah pacar sudah makan atau belum, cemas akan anak buah yang kinerjanya menurun, cemas apakah pasangan akan
bahagia bila di samping kita, cemas apakah akan ada temuan pada audit selanjutnya dan seterusnya.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?

Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum?

Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum?

Apakah ini benar?

Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu
kita,lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata 'MENYESAL' dikemudian
hari.

Cerita ini udah lama tersimpan di imel mimi,,,lupa siapa yg kirim dulu, soalnya imel teman mimi itu ga aktif lagi...hanya bisa mengucap terima kasih buat sharingnya selama kita menjadi teman y fren

4 yg mo komeng...dimariiii:

hayuuuu...ah. komenin qta