Maaaaaaa..........................
Ini satu-satunya panggilan favorit dalam keluarga M. Zen Ibrahim (
Almarhum Ayah Mimi ).
Mulai dari Ayah, abang, adek dan beberapa teman-teman abang yang memang suka
sekali kumpul bareng di rumah.
Sedikit cerita tentang Mama .
Umayna adalah nama indahmu, dilahirkan di Lampung , 27 September 1954.
Jago bahasa Inggris secara otodidak tanpa pendidikan formal, Mama kuliah sambil
bekerja menjadi Pemandu Wisata di daerah Jogyakarta ( berdasarkan cerita Mama
). Keahlian Mama ber bahasa Inggris ini sepertinya tidak menurun pada
anak-anaknya, terbukti kami hanya bisa bicara dengan kosa kata yang umum, pun
kadang lemah dalam hal speaking, kasiaaaan :)
Mama sepertinya juga tidak memaksa anak-anaknya untuk bisa, karena kata
Mama, ber bicara dalam bahasa inggris itu hanya modal berani dan tak malu. Dan
dia tahu sekali anak-anaknya tidak punya modal itu semua terutama Mimi yang
pemalu unyu ini xixixixi
Mama adalah orang yang sangat aktif baik di masyarakat maupun instansi
tempat Ayah bekerja. Dia menjadi Public speaking untuk Ibu-Ibu PKK se kota
Jambi dan juga guru bahasa inggris di beberapa SMA Swasta. Tapi satu kebiasaan
Mama yang tidak pernah bisa di tinggalkan hingga akhir hayat hidupnya, MEROKOK.
Dia bilang kebiasaan ini dilakukannya sejak dia masih kuliah ketika sering
tuga-tugas kuliah musti dikerjakan begadang bareng teman-temannya. Duhh
Mama.....Gaya tomboy mu itulah yang menjadi satu favoritku.
Dan teman-teman abang yang SMA itupun suka sekali mengobrol dengan mama,
karena biar kata mama sibuk tapi selalu menyempatkan diri untuk memasak nasi
goreng yang terkenal enak itu, sambil bercanda sana sini.
Maaaaaaa... ya kami semua rindu panggilan itu lagi. Tapi memang kita
ditakdirkan hanya bisa sebentar bersama. Tapi dirimu memang luar biasa Maaa...
sampai sekarang setelah 10 tahun kepergianmu, masih saja teman-teman mu dulu
ingat dan senantiasa mendoakanmu. Alhamdulillah....
Sekarang nasib kita serupa meski dalam situasi yang berbeda...Ayah
meninggalkan kita ketika kami ber empat sedang butuh dana besar untuk
melanjutkan impian, Abang yang kuliah di kedokteran semester 3 butuh dana yang
begitu besar saat itu, Mimi yang hanya akan menghadapi ujian akhir dan
berkesempatan menjadi mahasiswa undangan di salah satu perguruan tinggi mulai
memupuk impian-impian indah untuk menuju kesana. Juga dengan 2 adek Mimi. Tapi
takdir berkata lain, Ayah di panggil sang Kuasa begitu cepat di malam hari
tanggal 6 Januari 1996.
Tapi lihat
semangatmu Maa,tidak begitu lama dirimu segera bangkit dari kesedihan dan
bersiap kerja keras demi untuk anak-anakmu.
Tak akan kuceritakan bagaimana sepak terjang dan perjuanganmu demi
mewujudkan impian anak-anakmu. Karena hari
ketika menulis ini aku tak ingin menangis
mengingat semua jasa dan pengorbanan hidupmu.
Ijinkan aku merangkai bait kerinduan buatmu Maaa…karena selain doa, mungkin
ini saja yang bisa kupersembahkan buat Mama.
Ketika Tuhan memanggil namamu
Ketika itu surah Yassin pun selesai
kubaca di dekatmu
Kau minta diangkat kepalamu
Dan aku hanya bisa terduduk ketika
itu
Nafas terakhirmu berhembus pelan di
bahuku
Aku tau itu waktumu Maa
Aku mengerti tak ada yang bisa sembunyi
Ketika sirine nyaring itu telah dekat
di raga
dan menghentak tajam untukmu berhenti
Seketika ribuan bayangan terlintas
Tiada airmata karena kesakitan sudah
tuntas
Senyum mu bias
Pertanda inilah waktu mu berhias
Hari itu 10 tahun yang lalu
Habis sudah waktumu untuk mendampingi
kami
Hari itu 10 tahun yang lalu
Ucapan terakhir mu membuat ku tersedu
Terima kasih anak ku
Ya Allah Maaa….
Untuk apa terima kasihmu
Itu kewajibanku
Itu Hak mu
Aku tau sekarang kau sangat bahagia
di sana
Bersama Ayah dan menantu kesayanganmu
Ya..menantu itu juga sudah menyusulmu
Maa
Berharap kalian juga bersama
mendoakan ku
Maaa….I just wanna say
I
MISS
U
*Menyesal sekali tiada satupun memori tertinggal dari mu...banjir itu sudah memusnahkan memori tentang Ibu,Mama, Teman dan sahabat sejatiku. Meski begitu wajahmu tetap ada di hati anak-anakmu. Smile for Us!